Iklan

Iklan

,

Iklan

Hari Ketiga PRPrG PGI di Gedung Tammuan Mali',Hadirkan Siti Kholisa Direktur Eksekutif Wahid Foundation,Ini Katanya

Redaksi
2 Nov 2024, 18:02 WIB Last Updated 2024-11-02T10:29:40Z

Direktur eksekutif Wahid foundation Siti Kholisa (berhijab ) bersama Dewi Chandra Ningrum saat membawakan materi dalam kegiatan PRPrG PGI,di Gedung Tammuan mali' Makale, Sabtu,2 November 2024.

 

TORAJAKUNEWS.COM,MAKALE-Dihari ketiga pertemuan raya perempuan gereja persekutuan gereja -gereja di Indonesia (PRPrG PGI ) ,yang dihadiri 300 perwakilan sinode anggota PGI,PGIW dan Mitra biro perempuan dan anak PGI .


Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung Tammuan mali' Makale,Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja,Sabtu,2 November 2024.


Dalam pertemuan PRPrG PGI,sebagai narasumber pertama Siti Kholisa direktur eksekutif Wahid foundation mengatakan kepemimpinan perempuan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan ekonomi kreatif, strategi dalam tantangan dalam memperjuangkan ekonomi kreatif.


"Mengekplorasi peran aktif perempuan dalam dalam memperjuangkan hak-hak mereka,serta kontribusi dalam ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi kreatif sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup," jelasnya .


Masih kata Siti Kholisa, bahwa di Indonesia masih jarang membahas Issu-issu tentang peran perempuan dalam upaya ketahanan pangan dan krisis ekonomi kreatif padahal dua issu ini merupakan Issu utama saat ini yang kita alami tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia.


"Tentu saat ini ,saya mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh PGI melakukan gerakan perempuan gereja menginisiasi kegiatan ini ,dan kita tahu bahwa yang hadir disini tidak hanya dari Tana Toraja saja tetapi hampir seluruh Indonesia. Artinya  PGI memiliki kesadaran,bagaimana melibatkan kelompok -kelompok perempuan gereja untuk melakukan perubahan dalam upaya mengatasi krisis iklim saat ini," tandasnya.


Ditambahkan Dewi Chandraningrum selaku narasumber kedua menjelaskan tentang mewujudkan ketahanan krisis ekologi di Indonesia.


"Mengeksplorasi kontribusi perempuan dalam pertanian berkelanjutan , pengelolaan sumber daya alam ,dan inisiatif lingkungan, serta tantangan yang mereka hadapi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan mengahadapi krisis ekologi," katanya.(*)




Iklan